Pundalam Al-Qur'an tak terdapat ayat yang menjelaskan tentang penyabab bencana adalah pemerintah yang zalim. Al-Qur'an menjelaskan penyebab bencana karena manusia mengekploitasi alam. Sehingga terjadi bencana ekologi. Allah berfirman ;
Kezalimanadalah sebab utama datangnya sebuah bencana di suatu negeri atau sebuah kota, Maraknya korupsi, perzinahan, penipuan, pembunuhan terhadap orang tak berdosa bahkan penangkapan oleh penguasa kepada para mujahid pembela kebenaran dan para ulama' yang ingin menegakkan syariat Allah SWT dimuka bumi ini, menjadikan Allah SWT semakin murka dan akan memberlakukan ketentuanya yaitu mendatangkan sebuah peringatan dengan menghancurkan desa atau kota.
Fast Money. Oleh Dr. KH A Musta'in Syafi'ie . . wa idzaa aradnaa an nuhlika qaryatan amarnaa mutrafiihaa fa fasaqu fiihaa fa haqqa 'alaihal-qaulu fa dammarnaahaa tadmiiraa 16.Ayat sebelumnya bertutur soal kemahakasihan Tuhan yang tidak bakal menyiksa manusia sebelum diutus utusan atau sebelum ada juru dakwah yang berseru keimanan. Mereka yang patuh akan mendapat kebaikan dan yang durhaka bakalan disiksa. Lalu pada ayat kaji ini menuturkan, bahwa Allah SWT akan menghajar habis-habisan sebuah kaum karena kezaliman, karena kedurhakaan yang dilakukan para penguasanya. Meskipun ibadah rakyat bagus-bagus, meskipun amal perbuatan mereka sesuai syari'ah agama, tapi kalau para pejabatnya banyak yang mengumbar nafsu, korup, berfoya-foya, maka itu berpotensi turunnya azab atas kaum tersebut. Terkait turunnya azab tersebut, cukup diambil dua kata kunci pada ayat ini, yakni mutrafiha pembesar dan fafasaqu fiha durhaka. Mutraf, mutarafun, adalah kaum jetset, borjuis, pembesar yang bergelimang harta dan hobi berfoya-foya. Derajat sosial yang tinggi dan serba berkecukupan membuat mereka bebas melakukan apa saja. Sementara kata "fa fasaqu fiha", menunjukkan betapa kaum mutarin tadi telah terjerumus kepada kefasikan, kemaksiatan, kedurhakaan. Hal demikian karena pada umumnya, nafsu dan syahwat sangat mendominasi pola hidup mereka, sehingga cenderung abai terhadap kewajibannya sebagai pemimpin, sebagai orang gedean yang mesti memberi contoh kesalehan kepada umat. Di kepala mereka, nafsu hedonis lebih utama ketimbang menunaikan dua kata ini menunjukkan, bahwa kaum mutarafin itu tidak semuanya mesti hobi berbuat maksiat, tidak semuanya mesti ngumbar durhaka, melainkan cenderung durhaka. Begitu mereka durhaka dan terus dalam kedurhakaan, maka langit bersikap lain fa haqq 'alaiha al-qaul". Barulah Allah SWT memutuskan untuk layak diazab. Azab turun beneran dengan volume top, "fa dammarnaha tadmira", dihancurkan sehancur-hancurnya. Beberapa kata dalam ayat kaji ini penting dianalisis. Pertama, kata qaryah, artinya perkampungan atau bangsa. Kata ini menunjukkan ruang tertentu, daerah atau negeri tertentu, tidak bias dan umum. Jadi azab yang menimpa pada suatu daerah, negeri, pasti terkait dengan kesalahan pembesar negeri tersebut. Tidak mungkin azab yang menimpa suatu negeri karena kedurhakaan pembesar negeri lain. Kedua, "amarna" mutrafiha. Qira'ah lain, "ammarna" pakai tasydid. Amara, artinya memerintahkan, menyuruh. Sedangkan "ammara", artinya menguasakan. Allah memberi negeri tersebut penguasa yang mutrafin. Jadi, salah satu tanda ketidak sukaan Tuhan terhadap suatu negeri, yaitu ketika Allah memberi mereka pemimpin yang mutrafin. Pengertian pemimin mutrafin tidak saja tertumpu kepada top leader, presiden, melainkan juga pada para pembantunya, menteri dan sebagainya. Kadang bupatinya bagus, tapi para kepala bagiannya brengsek. []
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ada dua tipe kepemimpinan yang penting untuk direnungkan oleh kita yang hidup dalam selingkung tahu bahwa bencana, khususnya di Indonesia, dipengaruhi berbagai aspek yang kompleks. Mulai dari hidrometeorologi, geologi, biologi, lingkungan, hingga teknologi. Faktor yang membauri setiap aspek tersebut juga tidak sedikit dan saling terkait. Selain itu ada satu aspek yang tidak bisa dikeluarkan dari daftar "penanggung jawab" bencana, yaitu manusia. Bencana tak bisa dilepaskan dari faktor manusia dan budayanya. Bencana bisa bermula dari kegagalan pembangunan yang dilakukan oleh manusia. Pembangunan tidak hanya wujud bangunan fisik, tapi juga pembangunan budaya, kapasitas, intelektualitas, dan kesadaran insani dalam mengelola risiko bencana. Dalam konteks ini faktor manusia atau kepemimpinan manusia memainkan peran yang sangat vital. Apalagi, kita sudah tiba pada masa kejadian bencana yang cenderung meningkat, baik frekuensinya maupun dari itu ada dua tipe kepemimpinan. Tipe pertama adalah kepemimpinan bencana, yaitu kepemimpinan yang memungkinkan penguatan kapasitas budaya ketahanan bencana. Kepemimpinan bencana mendorong segenap potensi yang ada untuk bisa mencegah, mengurangi, dan menanggapi risiko/situasi bencana. Dalam kepemimpinan bencana, pencegahan dan penanganan bencana dijadikan salah satu prioritas yang membutuhkan tidak hanya kesadaran dan niat yang sungguh-sungguh, tapi juga kerja keras secara kepemimpinan bencana, pemimpin menjadikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana sebagai salah satu kebutuhan penting. Apalagi di daerah atau wilayah yang memiliki kerawanan tinggi sehingga bencana bisa memberikan dampak yang lebih hebat. Seorang pemimpin mungkin tidak ahli bencana dan bukan pakar menata kota. Akan tetapi karena sadar akan kepemimpinan bencana dan menjadikan pencegahan bencana sebagai kebutuhan, maka tenaga, pikiran, modal dan potensi yang ada di sekelilingnya akan didayagunakan secara konsisten dan maksimal untuk memenuhi kebutuhan yang memiliki kualitas kepemimpinan bencana bisa diteladani dari sikap, perkataan, atau kebijakan-kebijakannya. Keteladanannya itu diarahkan untuk memberdayakan masyarakat dan lingkungan agar lebih sadar bencana. Kepemimpinan bencana yang baik paham bahwa kondisi semesta akibat pemanasan global telah memicu cuaca ekstrem dan hujan deras. Namun, ia tidak pasrah. Ia juga tidak akan melenakan masyarakat dengan menyuruh masyarakat agar menerima bencana begitu saja seperti memerintahkan umat menerima takdir Tuhan. 1 2 3 Lihat Sosbud Selengkapnya
Oleh Amir Jamaah Ansharu Syariah Jawa Timur Ustadz Hamzah Baya Bencana yang menimpa manusia di suatu negeri adalah karena perbuatan maksiat dan dosa mereka kepada Allah Subhanahu wa Taโala dan Rasul-Nya dalam merespon dakwah para Nabi dan Rasul-Rasul. Selain itu mereka juga mendustakan ayat-ayat Allah, mengkufuri nikmat-nikmatNya dan menukarkan kenikmatan itu dengan kekafiran, serta para penguasa dan pembesar pembesarnya menukar hukum Allah dengan hukum jahiliyah dan kecenderungan masyarakat memilih serta mengikuti tradisi nenek moyang dengan ajaran sesatnya yang bertolak belakang dari hidayah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Al Qurโan menjelaskan dengan bahasa yang sangat jelas dan mudah di fahami, Allah Subhanhu wa Taโala berfirman ููู
ูุง ููุงูู ุฑูุจูููู ู
ููููููู ุงููููุฑูู ุญูุชููู ููุจูุนูุซู ููู ุฃูู
ููููุง ุฑูุณูููุง ููุชูููู ุนูููููููู
ู ุขููุงุชูููุง ููู
ูุง ูููููุง ู
ูููููููู ุงููููุฑูู ุฅููุง ููุฃูููููููุง ุธูุงููู
ูููู โDan tidaklah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah pula Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.โ QS. Al Qhashash 59 ูุงูู ู
ููู ููุฑูููุฉู ุฅููุง ููุญููู ู
ููููููููููุง ููุจููู ููููู
ู ุงููููููุงู
ูุฉู ุฃููู ู
ูุนูุฐููุจููููุง ุนูุฐูุงุจูุง ุดูุฏููุฏูุง} โTak ada suatu negeri pun yang durhaka penduduknya, melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat, atau Kami azab penduduknya dengan azab yang sangat keras,โ Al-Isra 58 Kezaliman adalah sebab utama datangnya sebuah bencana di suatu negeri atau sebuah kota, Maraknya korupsi, perzinahan, penipuan, pembunuhan terhadap orang tak berdosa bahkan penangkapan oleh penguasa kepada para mujahid pembela kebenaran dan para ulamaโ yang ingin menegakkan syariat Allah Subhanahu wa Taโala dimuka bumi ini, menjadikan Allah semakin murka dan akan memberlakukan ketentuanya yaitu mendatangkan sebuah peringatan dengan menghancurkan desa atau kota. Berupa banjir, gempa bumi, tanah longsor, tsunami dan berbagai macam bentuk musibah lainya. Allah Subhanahu wa Taโala berfirman ููุฅูุฐูุง ุฃูุฑูุฏูููุง ุฃููู ูููููููู ููุฑูููุฉู ุฃูู
ูุฑูููุง ู
ูุชูุฑููููููุง ููููุณููููุง ูููููุง ููุญูููู ุนูููููููุง ุงูููููููู ููุฏูู
ููุฑูููุงููุง ุชูุฏูู
ููุฑูุง โDan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu supaya mentaati Allah tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.โ QS. Al Isra, 16 Ibnu Jarir berkata, yang dimaksud ialah bahwa Allah menjadikan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu sebagai pemimpin mereka. Kami perintahkan mereka untuk mengerjaยญkan ketaatan, tetapi sebaliknya mereka mengerjakan perbuatan-perbuatan yang keji, karenanya mereka berhak mendapat hukuman Lihat tafsir Al Qurโanul adzhim Ibnu Katsir Allah Subhanahu wa Taโala berfirman ููููุฐููููู ุฌูุนูููููุง ููู ููููู ููุฑูููุฉู ุฃูููุงุจูุฑู ู
ูุฌูุฑูู
ููููุง ููููู
ูููุฑููุง ูููููุง ููู
ูุง ููู
ูููุฑูููู ุฅููููุง ุจูุฃูููููุณูููู
ู ููู
ูุง ููุดูุนูุฑูููู โDan demikianlah Kami adakan pada setiap negeri penjahat penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu.โ QS. Al-Anโaam 123 Ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata, Yakni Kami jadikan orang-orang jahat mereka berkuasa, lalu mereka melakukan kedurhakaan di dalamnya. Apabila mereka melakukan hal tersebut, maka kami binasakan mereka dengan azab. Tafsir Ibnu Katsir Kezaliman dan rusaknya penguasa negeri adalah sebab utama datangnya adzab Allah Subhanahu wa Taโala. Apabila para penguasa dan para ulama sudah tidak lagi perduli dengan maraknya kemungkaran dan kemaksiatan yang menyebar ditengah-tengah umat, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan negara bahkan para pembesar negeri hidup mewah serta gemerlap dan didukung oleh ulamaโnya. Umat islam sudah tidak peka lagi terhadap kemungkaran yang ada disekitarnya bahkan mereka lebih senang hidup dibawah penguasa yang kafir daripada bersama para pemimpin dari kalangan para ulamaโ yang mengajak melaksanakan syariat Allah menuju keselamatan di dunia dan akherat. maka tidaklah mengherankan jika Allah datangkan balaโ dan bencana di negeri tersebut. Allah taโala berfirman ููููููุง ููููููุงููู
ู ุงูุฑููุจููุงูููููููู ููุงููุฃูุญูุจูุงุฑู ุนููู ููููููููู
ู ุงููุฅูุซูู
ู ููุฃูููููููู
ู ุงูุณููุญูุชู ููุจูุฆูุณู ู
ูุง ููุงูููุง ููุตูููุนูููู โMengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan ituโ. Al Maidah63 Ibnu Abbas Radiyallahuanhu berkata โkarena para penguasa dan para pendeta itu mereka tidak melakukan nahi munkar dan mereka mengerjakan hal-hal yang diharamkan, padahal mereka mengetahui bahwa itu diharamkan. Dan tiada suatu ayat pun yang sangat keras celaannya selain dari ayat iniโ. Ali ibnu Abu Talib berkata, โSesungguhnya telah binasa umat sebelum kalian hanyalah karena mereka mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat dan para pendeta serta para penguasa mereka tidak melarangnya. Setelah mereka berkepanjangan dalam perbuatan-perbuatan maksiat, maka siksaan datang menimpa mereka. Karena itu, beramar maโruflah kalian dan bernahi munkarlah kalian, sebelum azab yang pernah menimpa mereka menimpa kalian. Dan perlu kalian ketahui bahwa melakukan amar maโruf dan nahi munkar itu tidak akan memutuskan rezeki dan tidak akan menyegerakan ajal โ. Tafsir ibnu Katsir 563 Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda โู
ูุง ู
ููู ููููู
ู ููููููู ุจููููู ุฃูุธูููุฑูููู
ู ู
ููู ููุนูู
ููู ุจูุงููู
ูุนูุงุตูู ููู
ู ุฃูุนูุฒูู ู
ููููู ููุฃูู
ูููุนูุ ููู
ู ููุบููููุฑููุงุ ุฅููููุง ุฃูุตูุงุจูููู
ู ุงูููููู ู
ููููู ุจูุนูุฐูุงุจู โTidak sekali-kali suatu kaum yang di hadapan mereka terdapat orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan durhaka, padahal mereka lebih kuat berkuasa dan lebih perkasa daripada dia, lalu mereka tidak mencegahnya, kecuali Allah menimpakan azab kepada mereka karena ulah orang itu Ahmad. Semoga Allah menyelamatkan kita dari azab serta musibah bencana apapun dan menganugrahkan kepada umat ini pemimpin yang adil melaksanakan syariat Allah beramar maโruf dan nahi mungkar yang akan bisa menyelamatkan kita didunia dan akhirat. Wallahuaโlam bisshowab
pemimpin zalim penyebab bencana